Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

GINCU MERAHKU TAK PERNAH SALAH

Gambar
“ Selamat ulang tahun Pelukis.”             Kegelisahanku sempat mencuat hingga pada hari ini tepat dihari ulang tahunnya bak pohon yang merunduk karena kelebihan beban yang ditanggung. Lantas hal apa yang menginspirasi Pelukis itu sehingga sampai hari ini pun ia masih mengabaikanku, pekat pikiranku. Gincuku semakin merah, hatiku semakin patah. Setiap pagi kudengar lagu Efek Rumah Kaca membuatku semakin berpasrah diri, menikmati kesedihan dengan elegan. Diambang batas pikiranku ketika berada di Kota Bali, sesekali aku menengok ke belakang, hanya memastikan kalau “kita” sudah tak diinginkan. Oleh siapa? Oleh alam mungkin. Terbukti ketika aku berkelana kemanapun yang aku mau hingga sampai di Kota Bali, rindu selalu tak mengenal jarak dan tidak bisa diperkarakan. Dikala jiwaku tak terbatas, aku bebas berandai mengulang waktu tanpa peduli itu terbangun dari khayal. Bahasa alam tak pernah bohong memberikan isyarat yang santun tetapi perlahan menyayat. Seakan-akan menumpahkan kenyataan