Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

LAPAS, ITU.

Gambar
“Nama pulau tempat tinggalku ialah Teluk Mutiara, kamu ingin naik perahu kan? Disana banyak perahu”.             Kupijakkan kakiku menuju pintu lapas, menjenguknya. Menjenguk ia, singa yang (sempat) jatuh cinta pada domba. Aku berjuang menemukan keberanian untuk bertemu karena kekhawatiranku selama ini. Bukan hanya simpati, tapi rasa mengasihi sesama haruslah ada. Aku tidak menyesali saat-saat menyakitkan itu (dulu); kuanggap bekas-bekas lukaku sebagai medali. Mengingat, aku pernah berjuang-walaupun tanpa hasil-untuk mendapatkannya ketika aku masih remaja, namun sayang, ia menjauh, berlari sangat kencang. Hatiku mungkin masih memar dan sakit, tapi akan pulih, dan akan mampu lagi melihat keindahan hidup. Itu pernah terjadi, dan terjadi lagi, aku yakin. Sampai suatu pagi, aku bangun dan mendapati diriku berpikir hal lain, dan aku pastikan bahwa yang terburuk perihal hati sudah lewat. Aku tidak membencinya. Kekuatan rasa benci tidak akan membawaku kemana-mana, tapi kekuatan pemberi