Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Bapak, Sepertinya Anak Sulungmu .....

Gambar
             Tidak! – “Berhentilah melihat rasa sakit di mana-mana!”, kataku pada kaca. Aku tak tahu tentang memisahkan segalanya. Ini mungkin tak berhasil, akan berhasil namun pelan-pelan. Ia, penyakit! Rapuh, tersumbat ,tak seimbang, jatuh dan butuh ketenangan.  Menjerit, suaranya naik beberapa oktaf katanya, menurutku tidak. Malahan hening, tak ada kudengar apapun. Ruangan gedung, terlihat sekat-sekat, lorong lebar menuju banyak belokan, tampak manusia dalam setelan biru dan putih halu-lalang, lantas rak obat-obatan tampak rapi tersusun di sudut ruangan. Kulihat jiwa-jiwa merengek di depan pintu UGD, memutar tangan dan menyimpulkan jari mereka, ada yang sedang dipanjatkan rupanya. Kuluruskan pandanganku sekali lagi, sedikit mengangkat dagu, simbol ketegaran, terus berjalan mengikuti petunjuk yang menempel disetiap tiang, menapaki keramik putih, baunya tak sedap jika lebih dekat. Baunya seperti obat. Aku pribadi berusaha tak mau berurusan dengan barang tersebut.         

Kau dan Senja

Gambar
Jangan menjauh, teruslah menujuku Jangan lelah, teruslah meraihku Jangan sakit, teruslah menjagaku Jangan menyerah, teruslah mengarungiku Tersenyum Cobalah menatap senja Menebarkan rindu pada jiwa pecinta Lenyap Hilang dalam gemuruh ombak Datang lalu pergi, begitulah rindu di ufuk lembayung senja Pantai, pembuangan hasrat yang menggebu-nggebu Kau Kandungan hasrat yang enggan tumpah Terbelah, terurai, menguap dan hilang Kau. Kapan kau meraihku, menujuku, menjagaku, mengarungiku (?) Jangan abadi, berikan celah untuk kenangan Jangan menghakimi, logikapun tak sejahat itu Jangan menggenggam, jika punggung masih bisa kau gapai Jangan merasakan, tubuhku tak semolek yang kau pikir Kapan ? Terngiang-ngiang melekat di otak Cinta terus mengoyak hati, saat terpojok logika Sunyi Menghadirkan air mata menjadi genangan Kapan kau menjadi kita (?) **********