Bapak, Sepertinya Anak Sulungmu .....
Tidak! – “Berhentilah melihat rasa sakit di mana-mana!”, kataku pada kaca. Aku tak tahu tentang memisahkan segalanya. Ini mungkin tak berhasil, akan berhasil namun pelan-pelan. Ia, penyakit! Rapuh, tersumbat ,tak seimbang, jatuh dan butuh ketenangan. Menjerit, suaranya naik beberapa oktaf katanya, menurutku tidak. Malahan hening, tak ada kudengar apapun. Ruangan gedung, terlihat sekat-sekat, lorong lebar menuju banyak belokan, tampak manusia dalam setelan biru dan putih halu-lalang, lantas rak obat-obatan tampak rapi tersusun di sudut ruangan. Kulihat jiwa-jiwa merengek di depan pintu UGD, memutar tangan dan menyimpulkan jari mereka, ada yang sedang dipanjatkan rupanya. Kuluruskan pandanganku sekali lagi, sedikit mengangkat dagu, simbol ketegaran, terus berjalan mengikuti petunjuk yang menempel disetiap tiang, menapaki keramik putih, baunya tak sedap jika lebih dekat. Baunya seperti obat. Aku pribadi berusaha tak mau berurusan dengan barang tersebut.